-->

Perbedaan Film dan Video


Banyak yang mencari dalam pencarian google Perbedaan Video dan Film. Sebenarnya apa perbedaan Video dan Film? Sebenarnya jawaban ini sangat mudah, namun diperlukan beberapa pandangan yang mana bersumber dari sejumlah pengetahuan yakni sejarah, paradigma dan juga kebutuhan estetika. Secara prinsipil, ada dua cara menjawabnya yakni secara teori dan praktis, semunya berjumlah lima.

Mari kita kaji yang pertama, secara teori kita bisa menggunakan sejarah dari bagaimana ditemukannya alat penangkap gambar, Kamera. Penangkap gambar yang dikenal dengan nama kamera ditemukan secara terpisah oleh Lumiere tahun 1895 dan juga Edison tahun 1877, yang mana pada waktu itu yang terpikirkan hanyalah spectacle atau alat yang luar biasa. Penemuan kamera ini tentu bisa dijual sebagai komoditas namun tidak dipikirkan jalur distribusinya dan juga cara penggunaan yang rumit. Gambar bergerak baru ditemukan pada tahun 1878 oleh Edward Muybridge yakni Race Horse


lalu Louis Le Prince di tahun 1888 membuat sebuah film scene yang dikenal dengan judul Roundhay Garden Scene dengan durasi hanya 2.11 detik saja.


Lumiere pun juga membuat sejarah film berdurasi 50 detik. menampilkan datangnya kereta api lokomotif di stasiun kereta di kota pesisir La Ciotat, Prancis.


Para Penangkap gambar ini dipahami dan dipelajari oleh Charles Tait yang mana telah membuat sebuah “gambar bercerita” pada tahun 1906 yang dikenal dengan judul The Story of the Kelly Gang yang menjadi film cerita pertama di dunia. Pada waktu itu masyarakat bisa memahami bahasa visual dan juga pemahaman cerita yang diungkap melalui cara pengambilan gambar dan proses penyuntingan.


Dapat disimpulkan bahwa video yakni teks visual muncul lebih awal dibandingkan sebuah visualisasi cerita.

Kedua, secara konseptual durasi juga mempengaruhi persepsi kita mengenai perbedaan video dan film. Yakni film berdurasi 4 - 15 menit, dan feature presentation (film bioskop) yang berdurasi sejam sampai tiga jam. Sedangkan video tidak terpaut waktu, bisa footage yang berdurasi 30 detik sampai tak terhingga.

Ketiga, melalui sejarah kita bisa menyimpulkan bahwa video dan film yang dibedakan dengan narasi maka lebih memfokuskan pada seorang karakter (antagonis) yang mengalami perubahan. Karakterisasi ini bersumber pada Epos Odessy yang mengungkap “perjalanan” atau “journey” untuk menemukan dan mencapai tujuan. Karena dalam proses dramatisasi, perubahan ini sangatlah penting dan menjadi warna yang kontras diberbagai aspek film termasuk adegan dan dialog. Sedangkan pada video, bisa saja ada “tokoh utama” namun tidak selalu mengarah pada perubahan ataupun menjelaskan “journey”.

Keempat, melalui durasi dan juga bobot informasi yang lebih kompleks pada film maka membutuhkan proses penyuntingan (editing) yang panjang karena bertujuan untuk lebih mengarahkan penonton memaknai gambar sebagai cerita. Sedangkan pada video, proses penyuntingan ini tidak demikian, hanya pada optimalisasi visual. Kompleksitas film juga membutuhkan alur kerja yang besar, dan juga mencakup berbagai aspek perencanaan yang lebih banyak, anggaran yang lebih besar dan strategi pemasaran karena bisa saja proses produksi sebuah film berlangsung lebih dari 8 bulan dan bahkan tahunan.

Kelima, film dan video walaupun keduanya bisa saja disebut sebagai komoditas akan tetapi video lebih cenderung ke ranah dokumentasi atau jasa. Video itu biasanya sebuah permintaan seseorang yang dibuat secara khusus atau untuk memenuhi kebutuhan di tengah masyarakat. Sedangkan film dibahas secara bersama melalui triangle system, dan atau sebuah proses optioned script yang pelik. Boleh saja seseorang berpendapat bahwa Film lebih banyak berisikan wacana fiksi, dibandingkan video.

Sekarang, bauran video dan film telah dilewati sehingga hanyalah garis tipis yang membedakan keduanya. Ada video yang bercerita dan juga ada sebuah film yang non-fiksi. Pada akhirnya tulisan ini ingin menerapkan sebuah teori bahwa film lebih dan sudah pasti ada unsur drama yang dikenal dengan cerita (story-telling) sedangkan hanya sebagian video yang menggunakan unsur tersebut. Inilah tantangan seorang videographer yaitu mampu menciptakan sebuah karya yang sederhana namun mencakup dramatisasi yang menyampaikan cerita. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan konsep hiper-realitas dan hiper-simbol yang mana bisa dipahami oleh orang-orang se-awam apapun sehingga narasi bisa terbentuk. Tantangan seperti ini menciptakan suatu materi yang bersinggungan secara kritis yaitu sebuah karya yang menarik untuk dibuat.

Dibawah ini adalah tabel untuk dapat secara mudah membedakan film dan video:

FilmBauran Video / FilmVideo
Film bergenre (Genre paling terlaku dalam industri: horor, drama dan komedi)Iklan TVVideo Liputan Event
Dokumenter (non-fiksi)Company ProfileFootage berita dan dokumentasi
Film PendekVideo Pre-Wedding, WeddingVideo instruksi / tutorial
Eksperimental

 

CCTV


 

Video Rekaman Zoom

Apakah anda punya video yang bercerita? Atau ada sebuah materi audio / visual yang tidak bisa dikategorikan sebagai film atau video? Silahkan komen dibawah ini.



0 Response to "Perbedaan Film dan Video"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel