-->

Memahami Bahasa Visual

Jika ada sebuah istilah "membuat bahasa visual" sebenarnya yang berarti "menggambarkan sebuah maksud". Tentu apa yang dimaksud adalah "visualisasi" yaitu membuat sesuatu dalam bentuk visual. Akan tetapi visualisasi harus dimulai terlebih dahulu dengan memahami element of art yang sangat mengandalkan desain. Kemudian langkah selanjutnya adalah bagaimana kita memaknai visual melalui (simbol) sehingga secara menyeluruh dapat meliputi segala hal yang bisa mewujudkan apa yang dimaksud dengan "membuat bahasa visual".

Bayi secara alami bisa membedakan wajah dan tahu mana wajah ibunya dan mana orang lain. Wajah itu memberikan makna kenyamanan dan rasa aman, bayi tahu bahwa selain wajah itu tidak bisa memberikan kesan yang dia butuhkan. Secara naluriah, kita lebih memahami wajah dan itulah bagaimana kita memahami cara berkomunikasi secara visual bahkan sebelum mampu berbicara. Akan tetapi, bayi belum paham cara memproyeksikan secara visual karena belum paham cara untuk mengingat. Bayi bisa bermimpi, tapi mungkin tidak berbentuk visual karena ia tidak paham mimpi tersebut. Masuk ke usia 5 tahun bayi mulai memahami mimpi dan bisa mengingatnya namun banyak juga yang baru bisa melakukan ini ketika umur 9 tahun. Ketika seseorang paham, barulah dia memaknai dan sejak itu dia mampu memanggil (recall) makna itu karena kita bisa menghubungkannya dengan kejadian lain. Karena sering mengingat dan menghubungkan, munculah simpul - simpul dalam otak yang menjadi ingatan. 

Memaknai sebuah bahasa visual, sangat berkaitan dengan pengalaman dan ingatan. Cara memaknai itu juga sama dengan cara kita "membuat bahasa visual", yang mana juga dikenal dengan gaya bahasa dalam pelajaran bahasa. Hanya saja memang tidak semua gaya bahasa ini termasuk dalam proses memaknai, diantara gaya bahasa itu yang termasuk dalam memaknai viaual adalah;
  1. Melalui persamanaan, kita mencari ingatan tentang sesuatu yang sekiranya memiliki gambaran yang sama untuk memaknai gambaran tersebut. Cara ini bisa dilakukan dengan eksplisit (allusion atau eponym) maupun secara implisit (metaphore).
  2. Melalui perbandingan, ketika kita bisa mencari persamaan kita pun bisa melihat kekurangan atau kelebihan, perbedaan dan mampu memutuskan kesesuaian dalam memaknai gambaran tersebut. Memaknai ini sebenarnya masih hampir serupa dengan methapore yakni dengan cara implisit. Cara ini juga meliputi metonymy, yakni melalui simbol.
  3. Melalui perumpamaan, mungkin tidak selalu sesuai namun yang dimaksud "perumpamaan" adalah menaruh apa yang kita pahami dalam sistem sosial yang lebih kompleks. Disinilah visualisasi dimaknai melalui yang disebut dengan storytelling, inilah bentuk penceritaan visual yang sangat filmic (memenuhi kaidah sinematografi, yang kelak mengilhami bercerita dalam film). Cara ini juga meliputi cara synthesis dan personification.
Note: cara membuat bahasa visual dijelaskan memiliki 8 cara seperti halnya gaya bahasa yaitu; simile, methapore, personification, allegory, allusion, eponym, metonymy, synthesis namun diringkas untuk agar bisa dipahami lebih mudah.

Lanjut baca:

0 Response to "Memahami Bahasa Visual"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel