Belajar Membuat Film: Sebuah Awal
January 10, 2020
Add Comment
Ini adalah tulisan kedua dari yang sebelumnya tentang produksi film. Tulisan ini terbagi dalam 3 tulisannya yaitu, Keterbukaan dan Mental Belajar yang akan diterbitkan selanjutnya.
Sebelumnya saya pernah membicarakan produksi audio-visual yang dijelaskan sebagai istilah yang saya maksudkan dengan "produksi film". Walaupun media audio-visual itu sangat luas, kegandrungan dan keinginan masyarakat umum untuk membuatnya film sangat besar dan demikian mengapa media audio-visual yang paling banyak diminati adalah materi film. Itulah mengapa kita semua juga harus mulai memahami sebenarnya apa itu media dan apa itu film. Akan tetapi tulisan ini bukan menjelaskan media dan sifat - sifat film dan akan terbahas pada tulisan selanjutnya. Saat ini saya akan menjelaskan awal dari sebuah Keinginan belajar.
Kenapa saya menyukai film adalah sebuah jawaban yang sama ketika hendak menjelaskan sebuah pesan yang hakiki tentang kehidupan. Itulah mengapa pesona film mampu menyihir penonton, sebuah rekaan kehidupan melalui sinaran cahaya yang menembus pikiran dan menggugah kesadaran terdalam. Kehidupan seperti halnya belajar, berproses dan seperti yang saya katakan sebelumnya; proses memerlukan waktu yang lama. Akan tetapi pada film, proses yang membutuhkan waktu lama tersebut bisa diringkas.
Harus dipahami bahwa proses ini harus berjalan, dan tidak bisa dibuat cepat karena kualitas tidak akan membohongi hasil. Saya yakin, kita semua ingin cepat menghasilkan dan itu wajar, namun demikian semuanya hanya butuh pemahaman. Disinilah dibutuhkan kreativitas, sebuah sikap yang mana harus mampu menjawab kebosanan dengan produktivitas yang bermanfaat, yaitu dengan mencari sumber - sumber lain tentang produksi film, mencari kawan bicara untuk membahas film, menikmati film - film dan yang paling penting memikirkan kemanfaatan ilmu ini pada hidup kita. Manaafat ilmu Itu sangatlah pentting, seperti teori dan praktik. Ilmu kita harus sesuai, disinilah yang harus kita pahamai dan sadari. Ya jelas, suatu hari nanti saya berharap bahwa ilmu ini akan bermanfaat bagi para pembaca, dan bahkan dapat membantu mereka untuk mencari nafkah.
Inilah praktikalitas ilmu, yakni dapat mempengaruhi kehidupan secara langsung. Kita memang harus realistis, namun pada waktu yang sama tidak mengenyampingkan ideal kita. Bagaimana kita bisa menyeimbangkan itu, bergantung pada pemahaman kita pada Ideal dan realis, semakin kita paham semakin seimbang, sehat dan sejahtera. Sebaliknya, jika kita tidak memahami terjadilah ketimpangan, kita akan mengalami kesakitan dan timbulah penderitaan. Selanjutnya saya akan membahas masalah sikap belajar yang dapat membantu kita untuk bisa terus berkembang dalam memahami produksi Film dalam tulisan tentang keterbukaan.
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat, silahkan berkomentar dengan pendapat atau berbagi kepada kami judul buku tentang film yang bisa direkomendasikan untuk mengisi luang waktu.
Sebelumnya saya pernah membicarakan produksi audio-visual yang dijelaskan sebagai istilah yang saya maksudkan dengan "produksi film". Walaupun media audio-visual itu sangat luas, kegandrungan dan keinginan masyarakat umum untuk membuatnya film sangat besar dan demikian mengapa media audio-visual yang paling banyak diminati adalah materi film. Itulah mengapa kita semua juga harus mulai memahami sebenarnya apa itu media dan apa itu film. Akan tetapi tulisan ini bukan menjelaskan media dan sifat - sifat film dan akan terbahas pada tulisan selanjutnya. Saat ini saya akan menjelaskan awal dari sebuah Keinginan belajar.
Kenapa saya menyukai film adalah sebuah jawaban yang sama ketika hendak menjelaskan sebuah pesan yang hakiki tentang kehidupan. Itulah mengapa pesona film mampu menyihir penonton, sebuah rekaan kehidupan melalui sinaran cahaya yang menembus pikiran dan menggugah kesadaran terdalam. Kehidupan seperti halnya belajar, berproses dan seperti yang saya katakan sebelumnya; proses memerlukan waktu yang lama. Akan tetapi pada film, proses yang membutuhkan waktu lama tersebut bisa diringkas.
Harus dipahami bahwa proses ini harus berjalan, dan tidak bisa dibuat cepat karena kualitas tidak akan membohongi hasil. Saya yakin, kita semua ingin cepat menghasilkan dan itu wajar, namun demikian semuanya hanya butuh pemahaman. Disinilah dibutuhkan kreativitas, sebuah sikap yang mana harus mampu menjawab kebosanan dengan produktivitas yang bermanfaat, yaitu dengan mencari sumber - sumber lain tentang produksi film, mencari kawan bicara untuk membahas film, menikmati film - film dan yang paling penting memikirkan kemanfaatan ilmu ini pada hidup kita. Manaafat ilmu Itu sangatlah pentting, seperti teori dan praktik. Ilmu kita harus sesuai, disinilah yang harus kita pahamai dan sadari. Ya jelas, suatu hari nanti saya berharap bahwa ilmu ini akan bermanfaat bagi para pembaca, dan bahkan dapat membantu mereka untuk mencari nafkah.
Inilah praktikalitas ilmu, yakni dapat mempengaruhi kehidupan secara langsung. Kita memang harus realistis, namun pada waktu yang sama tidak mengenyampingkan ideal kita. Bagaimana kita bisa menyeimbangkan itu, bergantung pada pemahaman kita pada Ideal dan realis, semakin kita paham semakin seimbang, sehat dan sejahtera. Sebaliknya, jika kita tidak memahami terjadilah ketimpangan, kita akan mengalami kesakitan dan timbulah penderitaan. Selanjutnya saya akan membahas masalah sikap belajar yang dapat membantu kita untuk bisa terus berkembang dalam memahami produksi Film dalam tulisan tentang keterbukaan.
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat, silahkan berkomentar dengan pendapat atau berbagi kepada kami judul buku tentang film yang bisa direkomendasikan untuk mengisi luang waktu.
0 Response to "Belajar Membuat Film: Sebuah Awal"
Post a Comment