-->

Membuat Cerita untuk Belajar Produksi Film Tingkat Siswa SD, SMP dan SMA


Ide cerita yang dapat disesuaikan dengan kemampuan siswa adalah aksi-reaksi karakter.
Film pendek dimulai dengan tema yang sederhana dan menghindari kerumitan karena diperuntukan untuk kebutuhan belajar. Membuat film pendek untuk pemula itu haruslah sederhana dan menghindari kerumitan. Temanya boleh bebas namun mudah dipahami oleh penonton dalam durasi film yang singkat. Kemudian ketika sudah menemukan tema tersebut buatlah dalam bentuk cerita. Untuk siswa SD, SMP dan SMA, ide cerita yang dapat disesuaikan dengan kemampuan mereka adalah aksi-reaksi karakter.
...tantangan utama dalam memahami film pada tahap tahap awal (pemula) yaitu menerapkan visualisasi secara total tanpa menggunakan dialog
Berbeda dengan film layar lebar yang berdurasi 90 menit, untuk proyek kecil ini yakni untuk tingkat siswa harus lebih efektif. Dalam keperluan belajar baiknya berdurasi 2 sampai 4 menit saja. Siswa hanya diarahkan untuk ke memahami proses. Melaksanakan kegiatan ini namun juga mengetahui dan memahami manfaat proses belajar. Sebuah cerita untuk film pendek haruslah sederhana dan berusaha menunjukkan pesan yaitu melalui visualisasi. 


Visualisasi ini harus lebih ditonjolkan sehingga dalam proyek ini lebih baik tidak menggunakan dialog. Inilah tantangan utama dalam memahami film untuk tahap awal yaitu menerapkan visualisasi secara total tanpa menggunakan tuturan (verbal atau dialog). Secara historis pun dari pertama kali munculnya film, memerlukan setidaknya 30 tahun sampai kemudian adanya suara (dalam film). Visualisasi seperti inilah yang terlebih dulu harus dipahami sehingga suara bisa diterapkan pada tahap selanjutnya.

Cerita film pendek yang menarik adalah yang mudah dipahami secara visual. Format cerita dalam film pendek bisa dibagi dalam tiga babak.
  • Babak pertama adalah memperkenalkan, yang bisa divisualisasikan a.l; karakter, lingkungan atau kejadian (beserta tujuan karakter atau memperkenalkan karakter lain). Babak ini adalah awal yang memperlihatkan aksi sehingga akan masuk ke dalam reaksi.
  • Babak kedua adalah memperlihatkan sisi lain atau reaksi dan yang bisa divisualisasikan a.l; tujuan karakter dihalangi, karakter lain menghalangai, apapun itu adalah reaksi pada aksi. Babak ini sifatnya bertolang belakang (berlawanan) namun berkesinambungan pada babak selanjutnya yang mununjukan akhir.
  • Babak ketiga dan juga akhir dari cerita adalah hasil dari kedua kejadian tersebut (aksi-reaksi). Dalam mengakhiri cerita bisa akhir yang baik (good ending) ataupun buruk (sad ending), manapun boleh yang penting dipahami secara visual oleh penonton.
...tantangan selanjutnya dan yang paling penting dalam membuat cerita adalah menyelesaikannya tepat waktu. 
Tema film pendek untuk siswa SD, SMP dan SMA sebenarnya sama dan harus diberikan ruang seluas mungkin. Sehingga tema yang digunakan bisa beragam seperti bergenre horor, komedi aksi laga, tidak ada batasannya. Film harus memberikan siswa sebuah ruang untuk berimajinasi namun diikuti dengan memberikan tugas atau instruksi yang jelas. Tantangan selanjutnya dan yang paling penting dalam membuat cerita adalah menyelesaikannya tepat waktu. Inilah disiplin yang harus diterapkan kepada para siswa sehingga mereka belajar untuk bisa berproses. Bila dalam proses ini dirasa belum sempurna atau belum puas maka siswa bisa mengoreksi dan menyempurnakannya pada proyek selanjutnya, inilah kemudian yang disebut dengan belajar yaitu mengulang proses sampai benar.

Kesulitan dalam membuat film pendek, biasanya terjadi pada penulisan karena terlalu lama dan berlarut - larut. Sehingga kita harus mengingat kembali; untuk sekarang, tujuan membuat film pendek hanya untuk belajar. Jadi ketika dalam proses penulisan sudah memghabiskan waktu sejam, akhiri prosesnya dan sepakati. Jika mengalami kebuntuan, carilah pendamping. Untuk contoh film yang bisa digunakan sebagai referensi visualisasi khususnya penerapan visual tanpa dialog adalah Dog Barbos, Charlie Chaplin dan lain - lain.

Yang harus diperhatikan dalam persiapan dan penulisan cerita film
  1. Cara membuat naskah film pendek untuk siswa haruslah sederhana, cukup sediakan pensil dan kertas untuk corat-coret.
  2. Tulisan aksi - aksi dalam setiap pembabakan.
  3. Bila sudah selesai tuliskan kembali dengan rapi pada kertas dan bagikan kepada semua kru (kertas ukuran A4)
  4. Kertas berisi cerita wajib dibawa pada saat shooting yang dianggap sebagai sekrip (naskah) film.
  5. Naskah cerita sudah tidak boleh ditambahkan pada saat shooting, bila pun perlu dirubah, harus diketahui oleh semua kru.
Begitulah kira - kira Membuat Cerita untuk Belajar Produksi Film Tingkat Siswa. Bagaimana menurutmu?

0 Response to "Membuat Cerita untuk Belajar Produksi Film Tingkat Siswa SD, SMP dan SMA"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel